Perajin Emping Melinjo Mampu Putus Kemiskinan di Pelosok Lebak

Lebak, 11/8 (ANTARA) - Perajin emping melinjo mampu memutus mata rantai kemiskinan di pelosok Kabupaten Lebak, Banten karena dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat setempat.
"Kita mengembangkan usaha kerajinan emping melinjo itu sejak tahun 1997 hingga kini masih bertahan," kata Eros (55), seorang pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) emping melinjo Eka Putri, Warunggunung Kabupaten Lebak, Senin.
Produksi emping melinjo di pelosok desa di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak tumbuh dan berkembang, sehingga menumbuhkan ekonomi masyarakat setempat mulai petani melinjo, pemanjat pohon melinjo, penampung melinjo, pengemudi ojek hingga menyerap lapangan pekerjaan.
Kehidupan ekonomi masyarakat di daerah itu relatif baik dan sejahtera, karena hampir semua desa-desa sebagai perajin emping melinjo.
Bahkan, produksi kerajinan emping mampu memutus mata rantai kemiskinan.
Saat ini, pelaku UMKM emping di Warunggunung sekitar 50 unit usaha, karena didukung bahan baku komoditas melinjo di daerah itu melimpah.
"Kami meyakini perputaran uang dari kerajinan emping melinjo mencapai miliaran rupiah per tahun," kata Eros.
Menurut dia, produksi emping melinjo Warunggunung Kabupaten Lebak memiliki keunggulan dari varian, karena diproduksi secara tradisional.
Karena itu, mutu dan kualitas emping melinjo Warunggunung memiliki khas tersendiri dari rasa gurih, renyah, beraroma serta menyehatkan.
Produksi emping melinjo tersebut, selain dipasok ke wilayah Banten, Jakarta dan Bandung juga menembus negara Arab Saudi, Malaysia serta Jepang.
Harga emping melinjo saat ini dijual Rp85.000 per kilogram dan kaceprek emping varian rasa pedas, manis dan original Rp120 ribu per kg.
"Kita memproduksi emping melinjo itu sekitar 2-3 ton per bulan dan menyerap tenaga kerja 15 orang," katanya.
Begitu juga pelaku UMKM kerupuk emping melinjo lainnya, Eria (50), warga Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak mengatakan, pihaknya sudah 25 tahun menggeluti usaha ini dan masih bertahan hingga menyerap tenaga kerja puluhan orang.
"Kami bisa menghasilkan omzet tergantung permintaan pasar sekitar Rp60-80 juta per bulan," katanya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan, pemerintah daerah hingga kini terus mendorong agar pelaku UMKM emping melinjo berkembang dan mampu mengatasi kemiskinan ekstrem khususnya di pedesaan.
"Pelaku UMKM emping melinjo sekitar 2.500 unit usaha dapat meningkatkan mutu dan kualitas sehingga dapat menembus pasar domestik dan mancanegara," katanya. (ANTARA/Mansyur suryana)
📬 Berlangganan Newsletter
Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.